Bimbi beruang sebenarnya sudah bangun pagi itu. Tapi, matanya terasa masih berat. Selain itu, dia malas bangun untuk sahur.
"Bimbi, ayo bangun, Nak," panggil ibunya.
Bimbi diam saja. Dia pura-pura masih tidur.
"Bimbi, cepat bangun. Nanti keburu imsak."
Bimbi masih diam saja.
"Ya sudah kalau nggak mau bangun. Ibu masak sop dan ayam goreng. Nih, Pak. habiskan aja ayam gorengnya karena Bimbi nggak sahur pagi ini."
Mendengan ayam goreng disebut-sebut, Bimbi pun segera bangun. Sambil mengusap-usap matanya, dia duduk di meja makan.
Bapak dan ibu tersenyum melihat tingkahnya.
Hari ini puasa hari terakhir. Betapa bangganya Bimbi karena ini adalah Ramadhan pertama baginya berpuasa sebulan penuh. Tidak ada lagi ejekan dari teman-temannya. Yang ada adalah kebahagiaan bagi dirinya dan kedua orang tuanya. Apalagi, bapak dan ibunya menjanjikan hadiah untuknya apabila mampu berpuasa sebulan penuh.
Sore hari sebelum berbuka puasa, Bimbi berputar-putar keliling komplek perumahannya naik sepeda motor bersama bapaknya. Suasana sudah sepi karena sudah banyak tetangga yang mudik. Teman-teman bermainnya pun sudah tidak ada yang bermain di jalanan sore itu.
Bapak dan Bimbi pun meneruskan jalan-jalan sore itu keluar komplek. Ketika berada di jalan raya, Bimbi melihat temannya si Tikus. Dilihatnya Si Tikus berjalan dari satu tempat sampah ke tempat sampah lainnya. Karung yang dipegangnya masih kosong.
"Assalamuaalaikum, Tikus," salam Bimbi.
"waalaikum salam, Bimbi, Pak," jawab si Tikus.
"Kamu masih kerja?" Tanya Bimbi.
"Iya, Bimbi. Kalau nggak kerja, aku nggak bisa sekolah dong," jawab Tikus sambil tersenyum.
"Kok karung kamu masih kosong. Kamu baru keluar rumah, ya?"
"Aku sudah keluar dari pagi, tapi hari ini aku cuma dapat sedikit karena tempat sampah pada kosong. Mungkin sudah pada mudik."
"Ohhh...kamu nanti makan apa kalau nggak dapat duit?"
"Ah, aku biasa nggak makan. Lagipula, nanti malam khan ada pembagian zakat, pasti aku dapat beras dan duit dari masjid."
Bimbi terdiam. Sulit baginya memahami keadaan si Tikus. Dia hanya bersedih mengapa temannya miskin. Tapi, dia juga heran dan kagum, karena temannya tersebut selalu tersenyum dan sangat pintar di sekolah.
Adzan Maghrib bergema. Seluruh dunia berbahagia. Idul fitri telah tiba.
Bapak dan ibu segera berbuka. Mereka sangat bahagia karena Bimbi berhasil berpuasa sebulan penuh.
"Bimbi, ayo berbuka, anak hebat," ajak bapak.
Tapi Bimbi diam saja.
Bapak dan ibu terheran-heran. Biasanya Bimbi sangat heboh kalau berbuka.
"Ada apa, Bimbi? Kamu sakit?"
Bimbi menggeleng.
Ibu mendekat sambil membawa segelas kolak. Disuapinnya anak kesayangannya tersebut.
"Kenapa sayang?" tanya ibu sambil menyuapi.
"Bu, ibu ingat khan pernah janji kasih hadiah kalau Bimbi berpuasa sebulan penuh?"
"Oh, itu. Tentu Bimbi. Bimbi mau hadiah apa?"
"Bimbi mau uang, Bu."
"Oh, boleh aja. Ibu dan bapak sudah sepakat memberi hadiah kamu Rp. 300 ribu kalau kamu berpuasa penuh tahun ini? Kamu mau beli apa?"
"Bu. Aku nggak ingin beli apa-apa. Bu, boleh nggak kalau uangnya aku berikan kepada si Tikus. Tadi aku ketemu dia. Dia nggak punya uang karena nggak dapat botol plastik hari ini."
Bapak dan ibunya terkejut. Ibunya pun memeluk Bimbi erat-erat. Ada air mata menggenang di pelupuknya.
"Tentu boleh, Bimbi."
Selesai sholat Maghrib, Bimbi diantar ibu dan bapaknya ke rumah si Tikus.
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam," jawab Bapak si Tikus. "Wah, ada tamu besar, nih. Silakan masuk. Maaf rumahnya kotor," ajak Bapak Tikus sambil menyalami tamu-tamunya.
"Tikus ada, Pak?" tanya Bimbi.
"Oh, ada...ada. tunggu sebentar, ya."
Bapak si Tikus pun keluar rumah. Tak lama kemudian datang lagi bersama dengan si Tikus.
"Eh, Bimbi. Udah lama ya. Maaf ya, aku baru mandi."
"Nggak apa-apa."
"Tumben malam-malam kesini, Bimbi. Biasanya kamu kesininya siang."
"Eh...ini. Aku mau kasih ini ke kamu," kata Bimbi sambil memberikan amplop.
"Apa ini?"
"Ini uang dari aku, bapak, dan ibuku. Aku pengin kamu bisa beli baju dan sepatu baru."
Tikus hanya terdiam waktu menerima amplop tersebut. Lalu, dia tersenyum.
"Terima kasih, Bimbi. Kamu memang temanku yang baik," kata Tikus sambil memeluk temannya tersebut.
Bimbi pun tersenyum juga. Dilihatnya bapak dan ibunya pun tersenyum. Bapak si tikus juga tersenyum. Bahkan, meja, kursi, dan almari pun tampak tersenyum padanya. Hari itu bulan, bintang dan semua yang dilihatnya tersenyum kepadanya.
"Bimbi, ayo bangun, Nak," panggil ibunya.
Bimbi diam saja. Dia pura-pura masih tidur.
"Bimbi, cepat bangun. Nanti keburu imsak."
Bimbi masih diam saja.
"Ya sudah kalau nggak mau bangun. Ibu masak sop dan ayam goreng. Nih, Pak. habiskan aja ayam gorengnya karena Bimbi nggak sahur pagi ini."
Mendengan ayam goreng disebut-sebut, Bimbi pun segera bangun. Sambil mengusap-usap matanya, dia duduk di meja makan.
Bapak dan ibu tersenyum melihat tingkahnya.
Hari ini puasa hari terakhir. Betapa bangganya Bimbi karena ini adalah Ramadhan pertama baginya berpuasa sebulan penuh. Tidak ada lagi ejekan dari teman-temannya. Yang ada adalah kebahagiaan bagi dirinya dan kedua orang tuanya. Apalagi, bapak dan ibunya menjanjikan hadiah untuknya apabila mampu berpuasa sebulan penuh.
Sore hari sebelum berbuka puasa, Bimbi berputar-putar keliling komplek perumahannya naik sepeda motor bersama bapaknya. Suasana sudah sepi karena sudah banyak tetangga yang mudik. Teman-teman bermainnya pun sudah tidak ada yang bermain di jalanan sore itu.
Bapak dan Bimbi pun meneruskan jalan-jalan sore itu keluar komplek. Ketika berada di jalan raya, Bimbi melihat temannya si Tikus. Dilihatnya Si Tikus berjalan dari satu tempat sampah ke tempat sampah lainnya. Karung yang dipegangnya masih kosong.
"Assalamuaalaikum, Tikus," salam Bimbi.
"waalaikum salam, Bimbi, Pak," jawab si Tikus.
"Kamu masih kerja?" Tanya Bimbi.
"Iya, Bimbi. Kalau nggak kerja, aku nggak bisa sekolah dong," jawab Tikus sambil tersenyum.
"Kok karung kamu masih kosong. Kamu baru keluar rumah, ya?"
"Aku sudah keluar dari pagi, tapi hari ini aku cuma dapat sedikit karena tempat sampah pada kosong. Mungkin sudah pada mudik."
"Ohhh...kamu nanti makan apa kalau nggak dapat duit?"
"Ah, aku biasa nggak makan. Lagipula, nanti malam khan ada pembagian zakat, pasti aku dapat beras dan duit dari masjid."
Bimbi terdiam. Sulit baginya memahami keadaan si Tikus. Dia hanya bersedih mengapa temannya miskin. Tapi, dia juga heran dan kagum, karena temannya tersebut selalu tersenyum dan sangat pintar di sekolah.
Adzan Maghrib bergema. Seluruh dunia berbahagia. Idul fitri telah tiba.
Bapak dan ibu segera berbuka. Mereka sangat bahagia karena Bimbi berhasil berpuasa sebulan penuh.
"Bimbi, ayo berbuka, anak hebat," ajak bapak.
Tapi Bimbi diam saja.
Bapak dan ibu terheran-heran. Biasanya Bimbi sangat heboh kalau berbuka.
"Ada apa, Bimbi? Kamu sakit?"
Bimbi menggeleng.
Ibu mendekat sambil membawa segelas kolak. Disuapinnya anak kesayangannya tersebut.
"Kenapa sayang?" tanya ibu sambil menyuapi.
"Bu, ibu ingat khan pernah janji kasih hadiah kalau Bimbi berpuasa sebulan penuh?"
"Oh, itu. Tentu Bimbi. Bimbi mau hadiah apa?"
"Bimbi mau uang, Bu."
"Oh, boleh aja. Ibu dan bapak sudah sepakat memberi hadiah kamu Rp. 300 ribu kalau kamu berpuasa penuh tahun ini? Kamu mau beli apa?"
"Bu. Aku nggak ingin beli apa-apa. Bu, boleh nggak kalau uangnya aku berikan kepada si Tikus. Tadi aku ketemu dia. Dia nggak punya uang karena nggak dapat botol plastik hari ini."
Bapak dan ibunya terkejut. Ibunya pun memeluk Bimbi erat-erat. Ada air mata menggenang di pelupuknya.
"Tentu boleh, Bimbi."
Selesai sholat Maghrib, Bimbi diantar ibu dan bapaknya ke rumah si Tikus.
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam," jawab Bapak si Tikus. "Wah, ada tamu besar, nih. Silakan masuk. Maaf rumahnya kotor," ajak Bapak Tikus sambil menyalami tamu-tamunya.
"Tikus ada, Pak?" tanya Bimbi.
"Oh, ada...ada. tunggu sebentar, ya."
Bapak si Tikus pun keluar rumah. Tak lama kemudian datang lagi bersama dengan si Tikus.
"Eh, Bimbi. Udah lama ya. Maaf ya, aku baru mandi."
"Nggak apa-apa."
"Tumben malam-malam kesini, Bimbi. Biasanya kamu kesininya siang."
"Eh...ini. Aku mau kasih ini ke kamu," kata Bimbi sambil memberikan amplop.
"Apa ini?"
"Ini uang dari aku, bapak, dan ibuku. Aku pengin kamu bisa beli baju dan sepatu baru."
Tikus hanya terdiam waktu menerima amplop tersebut. Lalu, dia tersenyum.
"Terima kasih, Bimbi. Kamu memang temanku yang baik," kata Tikus sambil memeluk temannya tersebut.
Bimbi pun tersenyum juga. Dilihatnya bapak dan ibunya pun tersenyum. Bapak si tikus juga tersenyum. Bahkan, meja, kursi, dan almari pun tampak tersenyum padanya. Hari itu bulan, bintang dan semua yang dilihatnya tersenyum kepadanya.
8 komentar:
blognya keren...
join ke blog ku juga yaa salam kenal
http://www.multimedia-taufanaryatanubrata.blogspot.com/
makasih gan
Wah....aku udah pernah baca ceritanya. Tapi aku belum bisa comment. Ya sekarang bisa!
Dan...banyak anggotanya juga,ya?
Aku salut,deh....
Wow Blogspot Yang bagus Buat anak-anak, terus berkarya and sukses selalu!!
keren blog nya, ikut promo yaaa :)
mencari sarimbit keluarga untuk lebaran disini tempat nya http://busanamuslim.co/
menerima sistim dropship juga :)
http://sofiaberbagi.blogspot.com/
9 cara mujarab mengobati hernia
mencegah terkena hernia
Penyebab hernia
Jenis - jenis penyakit hernia
Mengobati hernia
Penyakit hernia
Penyakit hernia
Penyakit hernia
Strobo led
bel sekolah otomatis
Artikel Yang Sangat Bagus Gam ^^
Izin Comment Ya Gan ^^
HOBI4D
BANDAR TOGEL
JUDI SLOT
Togel Singapura
Prediksi Togel Singapura
Agen Togel Singapura
Togel Online
Togel Jitu
Berikut Hot Promo Terbaru
-Bonus Deposit Up To 10%
-Bonus New member 10%
-Bonus Cashback Up to 15%
-Bonus Rollingan up to 0.8%
Line : Hobi4d
WHATSAPP : +6282286284064
Instagram : hobi4d_com
Posting Komentar