Sabtu, 20 November 2010

KUCINGKU

Oleh : Astri FW

Hai!!!! Namaku Annisa Thania Putri. Kalian cukup panggil Annisa.

Nahh...ceritaku di mulai dari pagi ini. Hari ini hari Sabtu, semua libur kecuali ayah. Aku bangun lalu aku memakai baju hijauku. Lalu aku wudhu dan shalat shubuh. Lima menit berlalu, aku segera melipat mukena dan sejadahku.

Setelah gosok gigi aku turun ke bawah untuk sarapan. Di meja makan, aku melihat ada sandwich, roti bakar, susu, dan teh hangat. Ayah dan bundaku telah duduk di meja makan. Beberapa menit kemudian datanglah Kak Putri dan kak Rizky. ”Annisa kamu mau makan apa?” tanya bunda lembut. ”Hmmm, roti bakar dan susu saja deh, Bun,” jawabku. Bundapun memberikan aku roti bakar dan susu. Akupun membaca doa lalu segera makan. Beberapa menit berlalu, aku telah selesai makan. Ayah berangkat ke kantor, sedangkan bunda membaca koran. Kak Putri dan kak Rizky pastinya main laptop di kamar mereka masing-masing. ”Duhhh aku ngapain ya?” tanyaku dalam hati.

Dari pada berpikir panjang akupun segera ke kamarku, di sana aku membuka-buka majalahku. Lalu aku melihat gambar kucing persia yang lucu, aku berpikir bagaimana kalau aku membeli kucing persia itu? Cling...ideku muncul juga. Lalu aku menghampiri bunda yang sedang asyik membaca majalah. ”Bun aku boleh tidak membeli kucing ini?” tanyaku. Bunda diam sejenak lalu menjawab “Boleh saja asalkan kamu mau merawatnya!” kata Bunda. “Aku janji deh, Bun. Nanti siang kita beli di toko binatang. Itu lho yang nama tokonya Lovely Pet”.

Aku sangat senang, tapi aku masih bingung sekarang aku mau ngapain. Mmm bagaimana kalau aku ke rumah Shania? Shania adalah sahabatku, nama lengkapnya Shania Ayu Marrissa. Aku mau mengajak dia pergi ke taman, taman yang kumaksud adalah Taman Auberigine. Tamannya indah banget, makanya aku dan Shania sering ketemuan di Taman Auberigine. Tanpa berpikir panjang aku langsung berganti baju panjang pink, celana panjang hitam, dan kerudung pink. Aku langsung meminta izin kepada bunda,”Bun, aku boleh main ke Taman Auberigine bersama Shania?” tanyaku. ”Boleh saja. Jangan pulang terlalu siang ya,kan kita mau ke Lovely Pets!” kata bunda “Sippp deh” kataku senang. Aku langsung mencium tangan bunda dan segera mengambil sepedaku. Lalu aku segera pergi ke rumah Shania yang hanya berbeda satu RT. Aku hanya mengayuh sepedaku selama 20 menit, setelah itu sampai deh. ”Assalamualaikum,Shania.....” sapaku. Lalu ada seorang anak berambut pirang membuka pintu gerbang. Itulah Shania, lalu dia bertanya kepadaku “ada apa Nis? Mau main ke taman Auberigine?”. Aku menjawab Iiya,kamu ikut tidak?” satu detik.....dua detik....bahkan sampai sepuluh detik Shania belum menjawab. ”Aku tanya ibuku dulu ya!” jawab Shania. Aku menunggu lima menit, akhirnya Shania keluarLalu dia menjawab “Ok deh, yuk main. Aku ambil sepedaku dulu ya!!!!” kata Shania “Ok, aku tunggu ya!!!”. Akhirnya Shania keluar dan mengayuh sepedanya bersamaku. Dua kilometer sudah kami lewati, akhirnya kami sampai di Taman Auberigine. ”Mmm... Sha ,kamu bawa uang?” tanyaku kepada Shania. “Bawa, aku bawa dua puluh ribu!” kata Shania. Aku mencoba meraba kantongku, akhirnya aku menemukan dua lembar sepuluh ribu artinya aku membawa dua puluh ribu. ”Sha... aku bawa dua puluh ribu juga,jajan yuk!” ajakku bersemangat. “Ayuk,...eh ada tukang ice cream beli yuk!” ajak Shania. Lalu aku dan Shania menghampiri tukang ice cream. Aku membeli yang rasa vanila sedangkan Shania membeli yang rasa coklat. ”Berapa bang harganya?”tanyaku. “Dua ribu, Neng” jawab abang penjual ice cream. Setelah membayar aku dan Shania bermain sambil memakan ice cream.

Tiga jam berlalu, aku dan Shania kelelahan. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Setelah sampai rumah masing-masing,aku langsung menghampiri bunda. ”Bun,ayo kita ke Lovely Pets!” ajakku.

Ssetelah beberapa menit bunda telah selesai berganti baju. Aku dan bunda pergi mengendarai limosin ayah karena APV bunda sedang di bengkel. Setelah sampai aku langsung memilih kucing persia yang akan kupilih. Aku memilih persia betina berbulu putih, Aihh...lucunya kucing itu. Bundapun membayarnya. Harganya cukup mahal sih, untung aku membelinya yang kecil. Jadi harganya cukup murah.

Aku menamainya Piccy. Yap...nama itu resmi menjadi nama kucingku. Beberapa bulan kemudian Piccy sudah dewasa dan dikawinkan dengan kucing persia jantan yang dibelikan oleh ayah sebulan setelah itu. Nama kucing jantannya adalah Picco.

Dan setelah Piccy dan Picco mempunyai anak. Anak-anaknya ku beri nama Puccy, Picca, dan Piccu.

Kini, keluargaku bertambah lima ekor kucing yang lucu-lucu. Setiap hari kami bermain bersama. Bila libur tiba, kami berkumpul bersama di ruang tamu untuk bermain dengan kucing-kucing itu. Aku sangat bahagia.

Suatu pagi, tak kulihat Si Piccy . kupanggil-panggil namanya tapi dia tak muncul. “Piccy...Piccy...pusss...pusss...dimana kamu?” seruku. Aku mulai bingung. Seelah berkeliling rumah, akhirnya kutemukan si Piccy dan Picco di taman. Tubuh mereka berlumuran darah. Diantara mereka terdapat seekor ular Sanca panjang 3 meter yang juga sudah terbujur kaku. Rupanya tadi malam Piccy dan Picco berkelahi dengan ular tersebut yang mencoba masuk ke rumah kami. “Piccy...!!!! Picco....!!!!” ratapku.

Si Piccy dan si Picco dikubur di halaman rumah kami. Kami semua meneteskan air mata saat menguburnya. Kami bergantian memeluk Puccy, Picca, dan Piccu. Saat memeluk mereka akupun berjanji akan menjaga mereka dengan sebaik mungkin.

“Selamat jalan Piccy dan Picco. Terima kasih atas kebahagiaan yang kalian hadirkan. Aku berjanji akan menjaga anak-anak kalian dengan baik...”


Senin, 08 Maret 2010

PUTRI CHIKA

Oleh: Astri Fitri Wulandari (kelas 3 SDIT Darussalam Bekasi)


Putri Chika adalah seorang putri raja. Dia pintar, baik dan rendah hati. Tak heran, semua orang mengenal keelokannya.

Pada suatu hari sang Raja mengundang seluruh rakyat dan raja serta pangeran dari seluruh kerajaan tetangga untuk hadir dalam acara ulang tahun Putri Chika. Seluruh yang hadir bersuka ria merayakannya. Istana sangat penuh dengan tamu yang bergembira.

Putri Chika pun merasa sangat senang. Dia menyalami semua yang hadir dengan ramah. Semua yang hadir sangat kagum dengan kecantikan dan keramahannya. Selesai menyalami semua tamu, sang Putri masuk ke kamar untuk merapikan bedak di wajahnya.

Saat sedang berbedak, tiba-tiba sang Putri dikejutkan dengan masuknya seorang tamu. Dialah Raja Snap. Raja Snap terkenal dengan kekejaman dan kerakusannya. Raja Snap langsung mengangkat tubuh sang Putri dan hendak membawanya kabur dari jendela.
"Ha...ha...ha...sekarang kamu menjadi milikku," kata Raja Snap sambil berlari menuju jendela.
"Tolong...tolong...!!! Lepaskan aku...lepaskan aku...Ayahanda, tolong aku...!!!" Seru Putri Chika.
Untunglah datang seorang pangeran yang menghadang Raja Snap.
"Hentikan!!! Lepaskan sang Putri," Seru Sang Pangeran.
"Siapa kamu anak muda, jangan ikut campur," kata Raja Snap sambil mengayunkan pedangnya.
Melalui pertarungan yang seru, akhirnya sang Pangeran berhasil mengalahkan Raja Snap.

Raja Snap ditangkap oleh pengawal istana. Sang Putri pun berterima kasih kepada sang Pangeran, " Terima kasih, Pangeran. Bolehkah aku mengenalmu? Aku belum pernah bertemu denganmu."
"Tentu saja. Namaku Pangeran Astrada. Aku putra Raja Zandria dari Kerajaan Calaso. Maafkan aku terlambat datang tadi," jawab sang Pangeran sambil berbungkuk.
"Maukah kamu menjadi temanku?" Tanya Sang Putri sambil tersipu.
"Dengan senang hati, Putri."
Sang Putri pun sangat senang.

Sejak saat itu, Putri Chika dan Pangeran Astrada menjadi sahabat dekat. Sang Pangeran selalu menemani Sang Putri kemanapun berada.

Jumat, 19 Februari 2010

MURID BARU

Oleh: Astri Fitri Wulandari (kelas 3 SDIT Darussalam - Bekasi)


Hari ini hari pertama murid-murid sekolah Marsya Islam Center masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Murid-murid tampak bersemangat masuk sekolah. Sekolah Marsya Islam Center adalah sekolah yang bagus. Sekolahnya besar dan bersih. Guru-gurunya pun sangat bermutu. Selain itu, bayar sekolahnya tidak mahal. Sekolah yang terdiri dari TK sampai SMA tersebut terletak di jalan Kalimalang di kota Bandung.

Pagi itu Pak Kepala Sekolah yaitu Pak Ranto masuk ke ruang kelas 5C. Pak Ranto mengantar dua anak baru.
"Anak-anak, ini teman baru kalian. Ayo, perkenalkan nama kalian," Pinta Pak Ranto.
"Assalamualaikum. Nama saya Alisya Rika Anindita, biasa dipanggil Ani. Umur saya 11 tahun. Saya tinggal di jalan Batu Sumur gang 8 nomor 30. Terima kasih. Wassalamualaikum."
"Assalamualaikum. Nama saya Anita Garna Maia, biasa dipanggil Maia. Saya berumur 12 tahun. Saya tinggal di jalan Mekar Indah gang 11 nomor 350. Dekat dengan rumah Ani. Terima kasih. Wassalamualaikum."
"Nah, anak-anak. Sekarang kalian sudah mengenal Ani dan Maia. Jadilah teman yang baik. Maia, Ani, silakan duduk di kursi yang masih kosong."
"Baik, Pak," jawab Ani dan Maia. Lalu keduanya duduk di kursi yang masih kosong di belakang. Pak Ranto pun pamit dan mempersilakan Bu Teti untuk memulai pelajaran.

Teng...teng...teng...tanda istirahat berbunyi. Anak-anak berhamburan keluar kelas.
"Hai Ani dan Maia. Namaku Shasha. Ayo kita main bareng." "Hai, Shaha. Ayo," Kata Ani dan Maia. Mereka lalu bermain bersama di halaman sekolah.

Tiba-tiba datang seorang anak. "Boleh aku main bareng?" Pinta anak tersebut. "Ka..kamu anak baru juga, ya?" Tanya Shasha. "Iya, namaku Raisya. Aku kelas 5A. Aku ingin main dengan kalian saja, karena anak-anak 5A tidak mau bermain denganku."
"Kenapa?" Tanya Shasha, Ani, dan Maia.
"Karena aku tinggal di perkampungan pemulung. Maukah kamu bermain denganku?" Pinta Raisya sekali lagi.
"Tentu saja," Kata Shasha. "Eh...bukan begitu jawabnya. Begini nih jawabnya: tentu saja boleh, yang penting ok!!!" Kata Maia.
"Ha...ha...ha.." Mereka tertawa bersama.
DONGENG/CERITA GRATIS UNTUK ANAK INDONESIA
DIPERSILAKAN MENGAMBIL SEBAGIAN ATAU SELURUH IDE/ISI CERITA UNTUK KEPENTINGAN SOSIAL/NON KOMERSIAL