Kamis, 21 Agustus 2008

Bimbi Ikut Lomba Tujuhbelasan


Bimbi beruang memegang sendok dengan erat-erat. Bapak berdiri 10 meter di depannya.
"Ya, sekarang maju perlahan-lahan," kata bapaknya.

Bimbi pun maju perlahan. Dilihatnya kelerang di pensilnya bergoyang-goyang. Dia pun menghentikan langkahnya.

"Jangan berhenti. Ayo maju perlahan dulu. Yang penting tangannya dijaga agar tidak naik turun," seru bapaknya.

Bimbi akhirnya melangkah lagi. Dia mempercepat langkahnya. Dan...kelerengnya pun jatuh ke lantai.

"Huuh...," seru Bimbi sambil membanting sendoknya.

"Hei, hei, hei...Jangan marah-marah dong, Bimbi. Kalau marah-marah nanti nggak bisa-bisa. Ayo berlatih lagi," seru bapaknya.

Pagi itu sekitar 1 jam Bimbi berlatih membawa kelereng dalam sendok. Dia ingin sekali memenangkan lomba kelereng sore nanti. Sebenarnya banyak lomba yang lain. Sebelum lomba kelereng, sore nanti ada lomba makan kerupuk dan menggambar. Bimbi sebenarnya malas ikut lomba yang lain, makanya dia tidak berlatih menggambar dan lomba makan kerupuk. Baginya, lomba menggambar itu membosankan, sedangkan lomba makan kerupuk membuat tenggorokannya sakit.

Setelah mengikuti lomba makan kerupuk dan menggambar, tibalah saat yang sangat ditunggu Bimbi yaitu lomba kelereng. Bimbi merasa yakin akan menang karena sudah berlatih tadi pagi. Dia juga sudah membawa sendok dan kelereng.

Tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Bimbi dipanggil namanya untuk berlomba dengan Mike si meong, Gugi si anjing, dan Kiko si kuda.

"Satu, dua...tiga," seru Pak Monyet yang menjadi panitia. Bimbi pun segera melangkahkan kaki dengan cepat. Tangannya memegang sendok berisi kelereng dengan erat. Tanpa kesulitan Bimbi pun memenangkan babak pertama itu. Bimbi meloncat-loncat dengan gembira setelah mencapai garis akhir.

"Bimbi beruang, Gani gajah, Zeba zebra, dan Kiki kelinci," panggil Pak Monyet. Keempat anak yang dipanggil segera menuju ke garis awal/start.

"Karena ini babak final maka lombanya bolak-balik. Jadi setelah gars akhir, kalian harus kembali ke garis awal ini. Mengerti?"

"Mengerti!!!!!"

"Satu, dua...tiga."

Bimbi, Gani, Zeba dan Kiki segera melangkah sambil memegang sendok berisi kelereng mereka masing-masing. Bimbi dengan cepat mendahului lawan-lawannya. Setelah menyentuh garis akhir dia pun membalikkan badan untuk kembali ke garis awal. Pada saat membalikkan badan, Bimbi tidak melihat bahwa kelereng Gani yang terjatuh menggelinding ke arahnya. Ketika menginjak kelereng tersebut, Bimbi pun terjatuh.

"Aduh...yah, jatuh deh."

Bimbi hampir menangis. Dia hanya bisa memandang si Zeba dan Kiki berjalan menuju garis dan awal dan memenangi lomba tersebut. Bimbi tertunduk lesu. Didengarnya si Zeba dan Kiki bersorak-sorak merayakan kemenangan.

"Ayo, bangun Bimbi," kata bapaknya. Bimbi bangun dengan tetap tertunduk lesu. Dia segera pulang. Hatinya kesal bukan kepayang. Semalaman Bimbi diam saja. Saat belajar pun, Bimbi lebih banyak diam.

Keesokan harinya hati Bimbi masih kesal. Di sekolah dia tidak banyak bicara. Saat istirahat pun dia hanya duduk di dalam kelas.

Saat pulang sekolah tiba. Seperti biasa Bimbi dijemput naik sepeda oleh Mbaknya. Sepanjang perjalanan Bimbi juga diam saja. Ketika sampai di depan rumah, Bimbi pun masuk ke halaman dengan masih lesu.

Tiba-tiba matanya tertuju kepada sebuah sepeda mini berwarna biru di teras rumahnya. Sepeda itu terkunci di stangnya.

'Ah, itu khan sepeda mini yang aku minta ke bapak tapi belum dibelikan. Kok ada di teras rumah. Punya siapa ya?'

Bimbi segera masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah tidak ada siapa-siapa.
"Bu, Ibu? Ibu dimana?"
Bimbi mencari ke seluruh rumah tapi tidak menemukan ibunya. Tiba-tiba matanya tertuju ke sebuah kotak bersampul kado di atas meja belajarnya. Diambilnya kotak tersebut. terdapat tulisan "Buat Bimbi Tersayang' di atas kertas kadonya. Bimbi segera membuka kertas kado kotak tersebut. Ditemukannya sebuah amplop di dalamnya. Segera dibukanya amplop tersebut. Dibacanya surat yang ada di dalam amplop.


Bimbi, sayang.

Hari ini Bapak dan Ibu ada acara di kantor Bapak. kami akan pulang menjelang Maghrib. Kamu di rumah, ya. jangan nakal sama Mbak.

Oh, ya. Ini ada kunci. Ini adalah kunci sepeda mini yang ada di teras. Sepeda ini hadiah dari kantor Bapak. Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-63, kantor bapak memberikan hadiah buat anak pegawai yang nilainya rata-ratanya 8,5. Karena nilai kamu 8,6 maka kamu berhak mendapat sepeda mini. Selamat, ya, Sayang. Kamu boleh bermain-main sore ini. Tapi jangan ngebut, ya, Sayang.

Salam sayang,

Bapak dan Ibu


"Hore...!!!!" sorak Bimbi kegirangan. Bimbi mengepalkan tangannya tinggi-tinggi. Tidak sia-sia dia belajar tiap malam ditemani bapak dan ibunya. Tidak sia-sia dia selalu menuruti nasehat bapak dan ibunya untuk tidak sering menonton TV.

Dan dia pun berjanji akan semakin rajin belajar dan menuruti nasehat orang tuanya.





DONGENG/CERITA GRATIS UNTUK ANAK INDONESIA
DIPERSILAKAN MENGAMBIL SEBAGIAN ATAU SELURUH IDE/ISI CERITA UNTUK KEPENTINGAN SOSIAL/NON KOMERSIAL