Bimbi adalah seekor anak beruang yang sombong. Dia selalu mengakui bahwa dirinyalah yang paling kuat dan paling hebat. "Akulah anak terhebat di sekolah," begitu selalu akunya.
Suatu hari Bimbi bolos sekolah. Dia pergi ke dalam hutan di atas gunung seorang diri. Sesampai di hutang dia membuka bekalnya. "Hmmm...enaknya kue buatan ibu..."
Setelah menghabiskan bekalnya, Bimbi pun mengantuk. 'Ouh..." Dan Bimbi pun tertidur.
Bimbi tertidur sangat pulas, sehingga dia tidak menyadari bahwa hari sudah mulai gelap.
Betapa kagetnya dia ketika menyadari hari sudah gelap tatkala dia terbangun.
'Hah...dimana aku? Gelap sekali. Pasti aku sedang bermimpi," kata Bimbi sambil mengusap-usap matanya. Bimbi menangis ketika menyadari bahwa dirinya tidak bermimpi. Dia kebingungan mencari arah pulang.
Beruntunglah, si Kunti kunang-kunang melihatnya.
"Kamu kenapa, Bimbi? Kenapa kamu ada disini malam-malam?" tanya Kunti.
"Hu...aku tidak bisa pulang. Ibu aku takut...!!!" rengek Bimbi.
"Sudah jangan menangis. Ayo aku antar pulang." kata Kunti.
"Memang kamu arah ke rumahku?" tanya Bimbi.
"Tenang saja Bimbi. Aku khan kunang-kunang. sayapku mengeluarkan sinar sehingga bisa membantuku dan kamu menuju ke rumahmu. Ayo ikuti aku."
Dengan sinar yang keluar dari sayapnya, dengan mudah Si Kunti terbang mencari arah pulang ke rumah Bimbi. Bimbi pun mudah mengikuti si Kunti terbang.
"Sinar di sayapmu indah sekali, Kunti. Aku jadi iri," kata Bimbi sambil mengikuti si Kunti.
"Bimbi, setiap makhluk Tuhan pasti punya kelebihan. Kita tidak boleh iri satu sama lain. Kita juga tidak boleh sombong akan kelebihan kita," kata Kunti.
"Iya, ya, Kunti. Aku jadi malu karena selama ini sudah menyombongkan kekuatanku. Ternyata kesombonganku tidak ada gunanya, ya," sesal Bimbi.
"Ya sudah, Bimbi. Yang penting kamu sudah menyesali perbuatanmu dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Hei...sudah sampai di rumahmu," kata Kunti.
"Hore...aku sampai di rumah. Terima kasih, Kunti. Ayo masuk ke rumahku. Aku mau memberimu kue karena sudah menolongku. Selain itu, kamu juga sudah menyadarkanku agar aku tidak sombong lagi. Ibuku pasti suka padamu."
"Baiklah," kata Kunti sambil tersenyum.
Malam itu menjadi malam yang sangat berkesan bagi Bimbi walaupun harus menjalani hukuman seminggu tanpa uang saku.