Hai!!!! Namaku Annisa Thania Putri. Kalian cukup panggil Annisa.
Nahh...ceritaku di mulai dari pagi ini. Hari ini hari Sabtu, semua libur kecuali ayah. Aku bangun lalu aku memakai baju hijauku. Lalu aku wudhu dan shalat shubuh. Lima menit berlalu, aku segera melipat mukena dan sejadahku.
Setelah gosok gigi aku turun ke bawah untuk sarapan. Di meja makan, aku melihat ada sandwich, roti bakar, susu, dan teh hangat. Ayah dan bundaku telah duduk di meja makan. Beberapa menit kemudian datanglah Kak Putri dan kak Rizky. ”Annisa kamu mau makan apa?” tanya bunda lembut. ”Hmmm, roti bakar dan susu saja deh, Bun,” jawabku. Bundapun memberikan aku roti bakar dan susu. Akupun membaca doa lalu segera makan. Beberapa menit berlalu, aku telah selesai makan. Ayah berangkat ke kantor, sedangkan bunda membaca koran. Kak Putri dan kak Rizky pastinya main laptop di kamar mereka masing-masing. ”Duhhh aku ngapain ya?” tanyaku dalam hati.
Dari pada berpikir panjang akupun segera ke kamarku, di sana aku membuka-buka majalahku. Lalu aku melihat gambar kucing persia yang lucu, aku berpikir bagaimana kalau aku membeli kucing persia itu? Cling...ideku muncul juga. Lalu aku menghampiri bunda yang sedang asyik membaca majalah. ”Bun aku boleh tidak membeli kucing ini?” tanyaku. Bunda diam sejenak lalu menjawab “Boleh saja asalkan kamu mau merawatnya!” kata Bunda. “Aku janji deh, Bun. Nanti siang kita beli di toko binatang. Itu lho yang nama tokonya Lovely Pet”.
Aku sangat senang, tapi aku masih bingung sekarang aku mau ngapain. Mmm bagaimana kalau aku ke rumah Shania? Shania adalah sahabatku, nama lengkapnya Shania Ayu Marrissa. Aku mau mengajak dia pergi ke taman, taman yang kumaksud adalah Taman Auberigine. Tamannya indah banget, makanya aku dan Shania sering ketemuan di Taman Auberigine. Tanpa berpikir panjang aku langsung berganti baju panjang pink, celana panjang hitam, dan kerudung pink. Aku langsung meminta izin kepada bunda,”Bun, aku boleh main ke Taman Auberigine bersama Shania?” tanyaku. ”Boleh saja. Jangan pulang terlalu siang ya,kan kita mau ke Lovely Pets!” kata bunda “Sippp deh” kataku senang. Aku langsung mencium tangan bunda dan segera mengambil sepedaku. Lalu aku segera pergi ke rumah Shania yang hanya berbeda satu RT. Aku hanya mengayuh sepedaku selama 20 menit, setelah itu sampai deh. ”Assalamualaikum,Shania.....” sapaku. Lalu ada seorang anak berambut pirang membuka pintu gerbang. Itulah Shania, lalu dia bertanya kepadaku “ada apa Nis? Mau main ke taman Auberigine?”. Aku menjawab Iiya,kamu ikut tidak?” satu detik.....dua detik....bahkan sampai sepuluh detik Shania belum menjawab. ”Aku tanya ibuku dulu ya!” jawab Shania. Aku menunggu lima menit, akhirnya Shania keluarLalu dia menjawab “Ok deh, yuk main. Aku ambil sepedaku dulu ya!!!!” kata Shania “Ok, aku tunggu ya!!!”. Akhirnya Shania keluar dan mengayuh sepedanya bersamaku. Dua kilometer sudah kami lewati, akhirnya kami sampai di Taman Auberigine. ”Mmm... Sha ,kamu bawa uang?” tanyaku kepada Shania. “Bawa, aku bawa dua puluh ribu!” kata Shania. Aku mencoba meraba kantongku, akhirnya aku menemukan dua lembar sepuluh ribu artinya aku membawa dua puluh ribu. ”Sha... aku bawa dua puluh ribu juga,jajan yuk!” ajakku bersemangat. “Ayuk,...eh ada tukang ice cream beli yuk!” ajak Shania. Lalu aku dan Shania menghampiri tukang ice cream. Aku membeli yang rasa vanila sedangkan Shania membeli yang rasa coklat. ”Berapa bang harganya?”tanyaku. “Dua ribu, Neng” jawab abang penjual ice cream. Setelah membayar aku dan Shania bermain sambil memakan ice cream.
Tiga jam berlalu, aku dan Shania kelelahan. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Setelah sampai rumah masing-masing,aku langsung menghampiri bunda. ”Bun,ayo kita ke Lovely Pets!” ajakku.
Ssetelah beberapa menit bunda telah selesai berganti baju. Aku dan bunda pergi mengendarai limosin ayah karena APV bunda sedang di bengkel. Setelah sampai aku langsung memilih kucing persia yang akan kupilih. Aku memilih persia betina berbulu putih, Aihh...lucunya kucing itu. Bundapun membayarnya. Harganya cukup mahal sih, untung aku membelinya yang kecil. Jadi harganya cukup murah.
Aku menamainya Piccy. Yap...nama itu resmi menjadi nama kucingku. Beberapa bulan kemudian Piccy sudah dewasa dan dikawinkan dengan kucing persia jantan yang dibelikan oleh ayah sebulan setelah itu. Nama kucing jantannya adalah Picco.
Dan setelah Piccy dan Picco mempunyai anak. Anak-anaknya ku beri nama Puccy, Picca, dan Piccu.
Kini, keluargaku bertambah lima ekor kucing yang lucu-lucu. Setiap hari kami bermain bersama. Bila libur tiba, kami berkumpul bersama di ruang tamu untuk bermain dengan kucing-kucing itu. Aku sangat bahagia.
Suatu pagi, tak kulihat Si Piccy . kupanggil-panggil namanya tapi dia tak muncul. “Piccy...Piccy...pusss...pusss...dimana kamu?” seruku. Aku mulai bingung. Seelah berkeliling rumah, akhirnya kutemukan si Piccy dan Picco di taman. Tubuh mereka berlumuran darah. Diantara mereka terdapat seekor ular Sanca panjang 3 meter yang juga sudah terbujur kaku. Rupanya tadi malam Piccy dan Picco berkelahi dengan ular tersebut yang mencoba masuk ke rumah kami. “Piccy...!!!! Picco....!!!!” ratapku.
Si Piccy dan si Picco dikubur di halaman rumah kami. Kami semua meneteskan air mata saat menguburnya. Kami bergantian memeluk Puccy, Picca, dan Piccu. Saat memeluk mereka akupun berjanji akan menjaga mereka dengan sebaik mungkin.
“Selamat jalan Piccy dan Picco. Terima kasih atas kebahagiaan yang kalian hadirkan. Aku berjanji akan menjaga anak-anak kalian dengan baik...”