Selasa, 19 Mei 2009

TULISAN HATI




Jakarta, 10 Mei 2009

Buat : Aji

Assalamualaikum,


Apa kabar, Aji? Semoga sehat dan bahagia selalu.


Ji, kamu kok nggak pernah sms aku lagi? Sejak lebaran, kamu baru 1 kali sms aku waktu ucapin selamat Idul fitri. Sejak itu nggak pernah lagi.


Kamu sibuk ya, Ji. Aku dengar, sejak tinggal di Yogya kamu jual koran. Semoga jualan kamu sukses ya, Ji. Amin. Setiap malam aku selalu berdoa semoga kamu sukses dan dalam lindungan Allah swt. Amin.
Pasti enak ya, Ji, tinggal di Yogya. Apalagi sekarang kamu dekat sama ibu dan nenekmu. oh ya, Gimana kabar ibumu, Ji? Semoga sehat wal afiat selalu. Amin.

Teman kamu juga pasti banyak ya, Ji? Kamu pasti senang ketemu teman-temanmu saat masih kecil. Oh, ya. Gimana ujian kamu, Ji? Bisa khan kamu ujian nasional kemarin? Matematikanya susah banget ya, Ji. Tapi kamu pasti bisa, kamu khan anak pintar.


Ji, sejak kamu pulang lebaran kemarin, aku dan adik-adik tinggal di gubukmu. Enak lho, jadi nggak berdesakan lagi di gubug bapak. Aku dan adik-adik juga bisa belajar kalau malam. Adik-adikku jadi bagus nilainya. Makasih ya, Ji, boleh tinggal di gubugmu.


Tapi, sekarang aku mau pulang aja ke Subang. Aku sudah nggak tahan, Ji, tinggal di Jakarta. Kemarin perkampungan digusur lagi. Habis semua, Ji. Semua gubug yang ada dibakar. Nggak peduli masih ada barang apa nggak. Untung aku sudah beres-beresin barang-barang, jadi nggak sampai rusak. Tapi kasihan lihat tetangga yang kehilangan barang-barangnya. Yang paling sedih waktu lihat si Ana, anak Teh Ida, yang baru berumur 1 tahun kesenggol petugas dan jatuh. Semua pada marah waktu lihat si Ana jatuh. Untung ada Pak Ustad Mansyur yang menenangkan warga. Kalau nggak ada Pak Ustad, pasti sudah perang tuh, Ji.


Malamnya warga pada bingung, Ji, mau tidur dimana. Anak-anak, ibu-ibu, dan orang tua akhirnya pada tidur di rumah Pak Ustad Mansyur dan mushola. Sampai penuh rumah Pak Ustad. Bahkan sampai halaman rumah pun dipakai tidur. Pak Ustad sendiri mengungsi ke rumah tetangganya. Syukurlah, masih ada orang sebaik Pak Ustad di jaman sekarang ini. Bahkan dikasih makan segala, Ji.


Ji, kalau saja semua orang sebaik Pak Ustad Mansyur, kayaknya nggak ada orang kelaparan ya, Ji. Terus, kayaknya semua anak bisa sekolah tanpa harus memulung kaya kita ... ah, aku hanya mengkhayal, Ji. Semua khan sudah takdir ya, Ji. Seperti kata Pak Ustad, kita diuji dalam kemiskinan. Kalau orang-orang kaya itu diuji dengan kekayaannya.


Ji, besok aku dan adik-adik mau pulang aja ke Subang. Aku tinggal di rumah nenek. Aku sekolah pagi, siangnya aku dan adik-adik bantu kakek jaga kambing dan empang ikan. Hari Sabtu dan Minggu aku dan Udin jualan ke Terminal. Si Ucup dan Asep di rumah bantu kakek jaga kambing dan empang. Pokoknya kerja apa aja biar bisa terus sekolah. Apalagi si Udin khan pintar. Dia pengin sekolah di STM, biar bisa cepat cari duit katanya. Doain semoga semua lancar ya, Ji.

Ji, banyak yang ingin aku omongin tapi entah mengapa aku nggak bisa menuliskannya. Lagian takut Mbok Siti Keburu berangkat, nanti malah nggak bisa nitip suratnya. Pokoknya, aku pengin kamu bales surat ini. Jangan sms lagi soalnya hp nya aku mau jual buat pulang kampung. Balas ya, Ji. Janji ya, Ji? Alamatkan aja ke sekolah di Subang, soalnya khan yang jaga sekolah itu pamanku. Ini alamatnya :


SDN 1 Subang, Jalan Raya Sukajaya no. 1 Subang - 41281

Jangan lupa ya, Ji. Janji ya, Ji!!!

Salam buat ibu dan nenek kamu.


Wassalamualaikum,


Entin

DONGENG/CERITA GRATIS UNTUK ANAK INDONESIA
DIPERSILAKAN MENGAMBIL SEBAGIAN ATAU SELURUH IDE/ISI CERITA UNTUK KEPENTINGAN SOSIAL/NON KOMERSIAL